CINTA BUKANLAH PENGORBANAN TAPI HARAPAN

Sore telah berganti malam mata ini belum juga terpejam, terfikir hari esok dimana dalam hati sudah berniat melangkah kaki menyebrangi selat.
Pagi itu tepat pukul  06 pagi waktu indonesia bagaian barat saya terbangun begegas membersihkan badan sembari menunaikan kewajiban. Kulangkahkan kaki keluar pintu melanjutkan perjalanan yang terfikirkan malam itu. Dengan keberanian dan keseriusan kutempuh jalan itu dengan segala kekurangan dalam diri saya berangkat menuju jakarta sesampainya dijakarta kupesan 1 tiket menuju tempat tujuan, kusebrangi selat sunda, dengan perasaan gundah ini saya terus mengamati perjalanan, lika-liku bukit tak membuatku bosan semua kulakukan demi satu yang namanya “CINTA”, benar menurut orang cinta bisa terjadi kapan saja, dimana saja dan siapa saja. Ada yang bilang itu perbuatan bodoh, nekat dan sebagainya akan tetapi menurut saya ini adalah yang harus saya lakukan apapaun yang terjadi saya tak menghiraukanya, niat saya baik walaupun sebagain memanggap ini adalah kebodohan. Ku kenal seseorang yang baru dalam kehidupan saya orangnya sederhana, kalem akan tetapi selalu ceria dalam keseharianya, waktu bergulir begitu cepat tanpa saya sadari saya telah jatuh cinta kepanya, hinggalah pada saatnya saya mulai mengutarakan isi hati ini, mengutarakan perasaan yang tak lagi mampu aku membendungnya. Dengan gelagapan saya bicara bahwa saya suka sama dia, berharap ada jawaban yang diharapkan kupandangi wajahnya, sedikit demi sedikit dia mulai bicara, “katanya sudah tak punya hati” begitu tutur kata yang ia keluarkan, dan saya pun mulai menjawab, “iya itu dulu, akan tetapi sekarang sudah berbeda” pungkasku. Sembari berjalan ia berkata, “yaudah ayo pulang” karena sudah malam karena waktu itu pukul 10 malam, saya pun berjalan mengantarnya pulang, sesampainya didepan gang masuk tempat ia tinggal dia bicara “itu tidak harus saya jawab sekarang kan?” dia bicara, saya pun menjawab “kalo bisa sekarang dijawab supaya saya pun bisa lebih enakan, positif, atau negatif ga masalah bagiku jawabaku”, ia menjawab “tanyakan pada sahabatku, dia tahu segalanyadah ya dah malam saya mau istirahat” saya pun mulai berjalan kembali pulang sambil berfikir disepanjang jalan. Dan keesokan harinya saya bertanya kepadanya sahabatnya akan tetapi saya tak juga mendapat jawaban yang pasti, karena kebetulan kakaknya adalah sahabat saya maka saya pun mulai berbicara mengenai hal itu, pikiran saya mungkin ia berfikir yang bagaimana karena kakaknya sendiri adalah sahabatku, dan dari saya juga tidak ada istilah yang bisa dibilang aji mumpung. Setelah berbicara dengan kakaknya tidak ada masukan juga akhirnya ku mulai berfikir lagi. Dan akhirnya aku cari tau tempat tinggal dan alamatnya, karena kebetulan dia masih dalam jangka study maka saya tanyakan sama teman saya yang bekerja ditempat ia menuntut ilmu mengenai data dirinya, dari situ saya mendapatkan data dirinya dan keesokan harinya saya langsung berangkat menuju tempat kelahiranya, ku tempuh perjalanan sehari semalam. Pagi mulai jam delapan pagi saya tiba di tanah kelahiranya, karena sebenarnya tidak tahu pasti alamatnya saya singgah dimasjid setelah menunaikan kewajiban saya yang tertinggal, saya memandang arah utara dan selatan sembari melihat jikalau ada seseorang yang bisa dimintai / untuk bertanya kemana harus saya ambil arah tujuan, akhirnya ada seseorang yang lewat bergegas saya bertanya akan alamat itu, setelah saya tau arahnya saya mulai berjalan kaki, setelah beberapa kilometer saya bertanya lagi hingga akhirnya saya harus bolak-balik karena tempat ini baru bertama saya datang dan tak ada teman juga yang bisa membantuku. Akhirnya saya tanya warga setempat dan alhamdulillah saya dikasih tau alamat pastiny dan tempat tersebut, rasa terima kasih saya ucapkan kepada orang tersebut, karena tempat yang saya cari teryata sudah terlewat akhirnya saya harus berbalik dan berjalan beberapa ratus meter. Sesampainya ditempat saya mulai mengetuk pintu sembari mengucap salam dijawablah salam tersebut terlihat seorang nenek menghampiriku, sebari bertanya, dan saya pun mulai menjawab pertanyaan yang ia tanyakan kepadakua, Dengan Kagetnya si nenek tersebut menyuruh saya masuk dan mempersilahkan duduk, sembari memangil cucunya yang tak lain adalah adik dari seorang yang saya maksud tersebut, datanglah seorang ibu ia menyapa dan menyalamiku, dan memperkenalkanku bahwa ia adalah ibunya, seorang nenek tadi adah neneknya, dan gadis yang memanggil adalah adik bungsu dan ayahnya sedang pergi berkebun. Kemudian ibu tersebut menanyaiku dari mana asalku, pekerjaanku, orang tuaku dan apa maksud tujuan jauh- jauh datang kesini (Rumah orang yang saya suka) Dengan jelas dan tanpa ada kata-kata yang saya tambahin dan saya kurangi  yang memang sesuai dengan kenyataan, “aku pun menjawab” Saya dari Jawa Tengah tepatnya kota DEMAK, di rantau saya tidak punya pekerjaan tetapt, kerja saya sampingan itupun kalo ada job, orang tua saya hanya sebagai buruh tani, dan saya juga berasal dari keluarga sederhana bahkan kekurangan dan Niat saya kesini adalah secara pribadi saya suka sama Putri ibu, disini saya serius (bisa dibilang saya melamar gadis itu didepan ibunya secara pribadi) dan apabila diberi restu maka orang tua saya sebagai wali akan datang. Sambil mengangguk-angguk ibuitu  berkata sembari memberi pertanyaan kembali, ohh berarti kamu yang namanya “R” anak Demak yang juga temen kakanya” kemudian pertanyaanya “Kenapa ngak temenan saja...? apakah kalian dah pacaran...?, saya menjawab “Kalo saya sebagai teman tidak mungkin saya jauh-jauh kesini, disini saya baru menyatakan suka sama putri ibu karena saya tidak mendapatkan jawaban yang pasti maka tanpa sepengetahuan putri dan (kakanya) putra ibu saya kesini, Tapi adat kita disni tidak seperti itu, disini harus pacaran dulu sebagai langkah perkenalan antar yang suka dan yang disukai tanya ibu tersebut. Saya pun menjawab kembali “kalopun kedatangan saya kesini melanggar adat kampung sini saya mohon maaf, akan tetapi niat saya baik. Karena perasaan yang bersalah saya pun bergegas kembali pulang karena saya pikir jika disini adatnya anak lelaki tidak boleh maen ke tempat anak perempuan sebelum ada pembicaraan maka saya pulang, saya pamit dan meminta maaf apabila ada kekilafan dan kesalahan yang saya lakukan, karena saya sadar saya tak tahu menahu tentang adat yang berlaku di kampung tersebut. Dalam perjalanan saya di telfon kakaknya orang yang saya datangin itu yang merupakan sabahat saya sendiri, dia memberitahu saya dan memberi masukan ke saya bahwa yang saya lakukan itu salah tanpa pemikiran dan bertanya dulu pungkasnya, saya juga meminta maaf padanya.
Hujan deras mengiringi kepulanganku, laparnya perut karena tidak makan dari subuh sampai siang itupun tak terasa apalagi itu di bulan puasa adan alhamdulillah saya juga berpuasa waktu itu, sesampainya dirumah gadis yang aku taksir itu marah, akupun bertambah bingung, aq minta maaf lewat pesan singkat ngak digubris, saya telfon tidak diangkat perasaan kacau bagaikan bumi berpijak sudah tiada lagi, bagaimana tidak, orang yang saya kagumi dan saya cintai marah dan pada akhirnya sms saya dibalas dan ia berkata “jangan nekat kaya gitu lagi, adat disana sama dijawa berbeda ia pun memaafkanku, akupun sedikit lega akan tetapi saya masih penasaran atas jawaban yang tak kunjung datang, sela beberapa hari saya utarakan lagi isi hati ini untuk kedua kalinya ia pun engan menjawab, karena aku terus memaksa ia ketakukan dan akupun jadi kasihan, jika cinta tak mungkin kita menyakitinya apalagi sampai membuat ia menangis, itu prinsip saya secara pribadi dan dimalam itu saya ingin sekali mendapatkan jawaban itu, dan akupun berkata, “coba jawab dia Cuma mengelengkan kepala, akupun berkata lagi, “apakah karena adat berbeda, apakah karena aku orang sederhana, apakah karena buruk rupaku ini, apakah engkau sudah ada yang punya, lalu ia menjawab ia saya sudah ada yang punya...? kata ia. Sebelum saya katakan cinta ini saya juga telah menanyainya tentang kekasih, dan kata ia juga tidak ada akan tetapi malam itu ia berkata demikian, dengan perasaan gundah setengah hancur saya pergi meninggalkan ida dan berkata “hati-hati kamu dijalan” ingat perkataan saya “jika saya mencintai seseorang saya akan tetap berusaha, selama janur kuning belum melengkung saya akan tetap berusaha”. Pada akhirnya sedikit-demi sedikit ia menjauh tapi saya tetap disini sesuai kata yang saya ucap, sekaligus berusaha memperbaiki diri dan sampai sekarang sudah satu tahun kurang lebihnya saya tetap disini, ibarat kata menanti tanpa tau kapan ujungany karena semenjak waktu itu kontak ia diganti dan sayapun memaklumi jika itu yang terbaik untuk tak masalah bagiku.

Pengalaman ini tentunya bisa membuatku berfikir lebih posifit dan menghargai orang lain biarkan waktu berlalu karena Tuhan Pemilik segalanya Jodoh, Hidup dan mati seseorang sudah ditentukan kita sebagai manusia hanya bisa berusaha dan berdo'a.

Salam Untuk Bintang Kecil yang disana...

Semoga dalam keadaan sehat, dan selalu diberikan kemudahan dalam menjalani kehidupan ini.

0 komentar:

Posting Komentar

rez.vector7. Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / rezvector7

Template by : Urang-kurai / Modified by : fangsformer